Masjid Istiqlal Icon Ibukota

Masjid Istiqlal adalah masjid nasional yang berada di kota Jakarta Pusat. Di bangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Dan menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan keenam di dunia dalam hal kapasitas jamaah. (sumber: wikipedia)

Pembangunan masjid ini untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, masjid nasional Indonesia dengan nama “Istiqlal”, kata bahasa Arab untuk “kemerdekaan”.

Pembangunannya mulai pada tahun 1961, menjelang perayaan peringatan 17 Agustus 1961, yang menandai 16 tahun kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki visi untuk membangun sebuah masjid nasional yang akan menjadi simbol kemerdekaan dan persatuan bangsa.

Konstruksi peletakan batu pertama oleh Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Pembangunan memakan waktu 17 tahun, dan kemudian peresmiannya oleh presiden Soeharto sebagai masjid nasional pada tanggal 22 Februari 1978.

Sejarah Berdirinya Masjid Istiqlal

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, cita-cita besar untuk membangun sebuah masjid yang dapat menjadi sebuah tempat kebanggan warga Jakarta sekaligus tempat untuk beribadah sudah mengendap di hati warga Indonesia. KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama dan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.

Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim, selaku Menteri Agama RI pertama bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, Ir. Sofwan dan sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan. Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang dengan ketua H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Ir. Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari presiden Ir. Soekarno. Sejak tahun 1954 oleh panitia, Soekarno diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal, dan beliau juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.

Penentuan Lokasi Masjid Istiqlal

Penentuan lokasi Masjid sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin. Yang pada saat itu di sekitarnya banyak kampung-kampung pemukiman. Selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.

Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda. Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Pembangunan Masjid Istiqlal

Pemancangan tiang pertama oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif. Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai pembangunannya. Mulai pembangunan tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang ada di area tangga pintu As-Salam.

Biaya pembangunan terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000

(sumber dari situs resmi Masjid Istiqlal)

6 Fakta Unik Masjid Istiqlal

fakta unik masjid istiqlal
Klik Di Sini >>>

1. Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Menempati tanah seluas 9,5 hektare, masjid ini bisa menampung 200.000 jemaah. Berada di atas lahan yang dulu dikenal sebagai Taman Wilhelmina (Wilhelmina Park).

Lokasinya yang dekat dengan Monumen Nasional (Monas) merupakan keinginan Presiden Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia (RI).  Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang artinya “merdeka”.

3. Arsitek non-Muslim

Fakta menarik lainnya adalah arsiteknya ternyata seorang non-Muslim. Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari arsitek Masjid Istiqlal pada 1955. Dari 30 peserta, terjaring 22 kandidat yang kemudian mengerucut menjadi lima finalis. Pada Juli 1955, dewan juri dengan ketua Soekarno menetapkan Friedrich Silaban sebagai arsitek Masjid Istiqlal. Menariknya, Friedrich adalah seorang Kristen Protestan yang berayahkan seorang pendeta.

Friedrich berupaya mencari inspirasi desain dengan menjelajahi Indonesia dan melihat beberapa masjid di dunia. Meski begitu, ia menegaskan bahwa rancangan masjid itu merupakan asli dan tidak meniru bangunan mana pun. Patokannya adalah kaidah-kaidah arsitektur yang sesuai dengan iklim Indonesia, serta berdasarkan apa yang dikehendaki umat Islam terhadap sebuah masjid.

3. Arsitektur Bangunan Masjid Istiqlal Mempunyai Makna Tertentu

Berdasarkan apa yang dipelajarinya, Friedrich memasukkan banyak simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia pada desain Masjid Istiqlal. Kubah masjid, misalnya, berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945. Selain itu, ada ayat kursi yang melingkari kubah tersebut. 

Masjid ini di topang 12 tiang, sesuai tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961. Lalu, ada empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Total lima lantai itu melambangkan lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila. 

Kemudian, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran.

4. Pembangunannya memakan waktu 17 tahun

Pemasangan tiang pancang pertama oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi ini disaksikan oleh ribuan umat Islam.

17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai pembangunannya. Tepat pada 22 Februari 1978, dan diresmikan oleh Presiden kedua RI, Soeharto

5. Simbol Kerukunan Umat Beragama

Masjid Istiqlal merupakan simbol kerukunan umat beragama karena berada di seberang Gereja Katedral, tempat ibadah umat Katolik.

6. Simbol Kemerdekaan

Pembangunan masjid ini sebagai rasa syukur kepada Alloh SWT atas kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan negara lain. Masjid nasional Indonesia dengan nama “Istiqlal”, dalam kata bahasa Arab untuk “kemerdekaan”.

Hubungi Kami

Untuk memudahkan dalam penyelenggaraan kegiatan study tour sekolah anda ke Jakarta dari luar kota. Dengan Masjid Istiqlal sebagai salah satu tempat kunjungannya. Kami siap membantu dengan memberikan pelayanan yang hemat dan rangkaian kunjungan yang lebih efektif. Hubungi kami di nomer 0819-5864-3820,  atau klik hubungi kami di bawah ini untuk informasi dan pemesanan paket Study Tour Jakarta ke Masjid Istiqlal.

Follow Us On

masjid istiqlal

Shares