Kota Tua Wisata Edukasi di Jantung Ibukota

Kota Tua Jakarta adalah tempat wisata edukasi sejarah untuk study tour, outing, fieldtrip. Dengan rekomendasi tujuan ke Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Taman Fatahillah, Museum Bank Mandiri, Museum Wayang, Kantor Pos Kota Tua, dll.

Terkenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka). Dengan julukan “Permata Asia” dan “Ratu dari Timur” pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa. Jakarta Lama sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah saat itu. (sumber: wikipedia)

Kota tua berpusat di Alun-Alun Fatahillah, yaitu alun-alun yang ramai dengan pertunjukan rutin tarian tradisional. Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta adalah bangunan era Belanda dengan lukisan dan barang antic. Sedangkan Museum Wayang memamerkan boneka kayu khas Jawa. Desa Glodok atau Chinatown terkenal dengan makanan kaki lima, seperti pangsit dan mie goreng. Di dekatnya, terdapat sekunar dan kapal penangkap ikan di pelabuhan Sunda Kelapa yang kuno.

Sejarah Wisata Kota Tua Jakarta

Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, saat Fatahillah dari Kesultanan Demak menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Padjajaran. Setelah berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa akhirnya pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta.

Sekitar 1619, pasukan VOC yang berada di bawah komando Jan Pieterzoon Coen, menghancurkan Jayakarta dan mengganti namanya kembali menjadi Batavia. Pada 1635, wilayah Batavia meluas hingga ke tepi barat Sungai Ciliwung. Kemudian dirancang dengan bangunan gaya Belanda, serta kanal yang memisahkan beberapa blok yang ada. Lalu pada 1650 setelah semua pembangunan selesai, Batavia berfungsi sebagai kantor pusat VOC di Hindia Timur.

Selain itu, kawasan Batavia ini juga menjadi pusat perdagangan di Asia, dari ataupun juga keluar negeri melalui jalur pelayaran. Bahkan dijuluki Permata Asia dan Ratu Dari Timur.

Ketika era Perang Dunia ke II yang masih berada di bawah penjajahan Jepang, Batavia berganti nama kembali menjadi Jakarta.

Gubernur Ali Sadikin pada 1972 mengeluarkan keputusan gubernur menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Tujuannya adalah untuk melindungi sejarah arsitektur dari kawasan tersebut. Saat ini, kawasan Kota Tua menjadi sebuah destinasi wisata sejarah yang tidak membosankan, melainkan seru dan menyenangkan.

Rekomendasi tempat wisata edukasi di Kota Tua Jakarta

Di kawasan ini terdapat ragam bangunan tua yang masih terawat yang masing-masing memiliki sejarah. Ini tentunya dapat memberi edukasi bagi setiap orang yang mengunjunginya. Berikut beberapa rekomendasi tempat wisata di sekitar Kota Tua Jakarta:

1. Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta)

Museum Fatahillah adalah ikon wisata Kota Tua Jakarta yang sangat familiar di kalangan wisatawan. Lokasinya berada di tengah kawasan Kota Tua, tepatnya di depan lapangan Kota Tua Jakarta. 

Nama resmi Museum Fatahillah adalah Museum Sejarah Jakarta. Museum yang dulunya berfungsi sebagai gedung Balaikota Batavia ini, memiliki koleksi benda-benda mengenai sejarah perkembangan DKI Jakarta.  Meliputi, replika peninggalan masa Tarumanega dan Pajajaran. Hasil penggalian arkeologi di DKI Jakarta, mebel antik, gerabah, batu prasasti, dan lainnya. 

Museum Fatahillah buka setiap hari, kecuali Senin, mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.

2. Taman Fatahillah

Tepat di depan museum, terdapat Taman Fatahillah yang merupakan salah satu ikon kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di area taman ini. 

Jangan lewatkan untuk menjajal sepeda ontel untuk mengelilingi kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Pengunjung bisa berfoto dengan kostum ala noni Belanda sambil naik sepeda ontel tersebut. Pengunjung juga bisa menjumpai pelaku seni yang menyajikan atraksi menarik dan unik di Taman Fatahillah. 

Lokasi taman ini menjadi salah satu spot foto favorit pengunjung dengan latar belakang bangunan Museum Fatahillah.

3. Museum Bank Indonesia

Jika wisatawan ingin mengetahui sejarah uang rupiah, maka berkunjunglah ke Museum Bank Indonesia. Melansir situs resminya, bangunan Museum Bank Indonesia dulunya adalah De Javasche Bank, yang merupakan cikal bakal Bank Indonesia. 

Kini, bangunan museum telah menjadi cagar budaya. Museum Bank Indonesia pertama kali dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah. 

Beberapa koleksi di Museum Bank Indonesia antara lain, koleksi uang kerajaan di Nusantara, perkembangan uang dari masa kolonial hingga sekarang. Miniatur Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), atau kongsi dagang milik Belanda, transformasi logo Bank Indonesia, dan sebagainya. 

Jadwal buka Museum Bank Indonesia adalah Selasa hingga Minggu, mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.30 WIB. Sementara, Museum Bank Indonesia tutup pada Senin dan libur nasional.

4. Museum Bank Mandiri

Tidak jauh dari lokasi Museum Bank Indonesia, pengunjung dapat menemukan Museum Bank Mandiri. Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, bangunan Museum Bank Mandiri dulunya milik perusahaan swasta Belanda yakni Factorij Batavia. 

Koleksi Museum Bank Mandiri berupa  perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brankas, dan lain-lain. Gedung museum masih mempertahankan bentuk aslinya yang identik dengan zaman kolonial Belanda.

5. Kantor Pos Kota Tua Jakarta

Kantor Pos Kota Tua Jakarta adalah sebuah gedung untuk mengantar pos yang dioperasikan oleh Pos Indonesia. Gedung tersebut dirancang oleh Ir. R. Baumgartner pada tahun 1929 sebagai Post-en telegraaf kantoor (Kantor pos dan telegraf). Saat ini, Kantor Pos tersebut masih melayani untuk membayar pajak, iuran bulanan, dan mengirim surat atau paket. 

Awal dunia pos pertama muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai Nusantara. Pada saat itu, jalur pos hanya pada kota-kota tertentu yang berada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Surat dan paket pos hanya diletakkan di Stadsherberg atau Gedung Penginapan Kota sehingga orang-orang harus cek berkala apakah ada surat atau paket yang datang. 

Untuk meningkatkan keamanan surat dan paket pos tersebut, Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. 

Pada era pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, muncul kemajuan yang cukup signifikan dalam pelayanan pos. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan.

6. Museum Wayang

Museum Wayang merupakan museum yang menampilkan beragam objek bersejarah. Gedung museum ini berdiri di atas tanah bekas gereja. Pada awalnya konstruksi gedung tersebut bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) dan didirikan pertama kali pada tahun 1640. Kemudian perbaikan gereja tersebut pada tahun 1732 dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga pada tahun 1808 gereja tersebut hancur karena gempa bumi.

 

Bangkit dari reruntuhan, tanah tersebut kemudian untuk pembangunan Museum Wayang dan diresmikan pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah mengalami perbaikan, beberapa arsitektur bekas gereja masih tampak terlihat dalam gedung baru tersebut.

 

Museum Wayang menampilkan bermacam jenis wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri juga tersedia di Museum Wayang, seperti wayang dari Republik Rakyat Cina dan Kamboja. Sampai saat ini, Museum Wayang telah mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang yang terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber, dan gamelan.

 

Museum Wayang juga menampilkan berbagai boneka dari mancanegara, contohnya boneka-boneka yang berasal dari Eropa, Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India, dan Kolombia. Selain itu, Museum Wayang juga sering mengadakan pagelaran wayang pada minggu ke 2 dan ke 3 setiap bulannya.

 

Pengunjung juga dapat menikmati Taman Museum Wayang di mana terdapat beberapa batu nisan untuk mengenang tokoh-tokoh seperti Gubernur Jenderal Abraham Patras, Gubernur Cornelis Caesar beserta isterinya Anna Ooms, kemudian Maria Caen dan saudara laki-lakinya Anthoni Caen.

7. Museum Seni Rupa dan Keramik

Sesuai namanya, koleksi museum ini berupa lukisan dan karya seni berupa keramik. Pengunjung dapat menemukan lukisan dari pelukis legendaris dari berbagai aliran. Sebut saja, lukisan-lulisan karya Hendra Gunawan, Raden Saleh, Affandi, dan sebagainya. 

Museum Seni Rupa dan Keramik juga menawarkan sesi belajar membuat keramik dari tanah liat. 

Hubungi Kami

Untuk memudahkan dalam penyelenggaraan kegiatan study tour sekolah anda ke Jakarta dari luar kota. Dengan Kota Tua sebagai salah satu tempat kunjungannya. Kami siap membantu dengan memberikan pelayanan yang hemat dan rangkaian kunjungan yang lebih efektif. Hubungi kami di nomer 0819-5864-3820,  atau klik hubungi kami di bawah ini untuk informasi dan pemesanan paket Study Tour Jakarta ke Kota Tua Jakarta.

Follow Us On

Kota Tua Jakarta

Shares