Awal pembangunannya pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di Malabar.
Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda membangun observatorium ini, dengan mengambil namanya dari pemilik tanah setempat. Namanya Karel Albert Rudolf Bosscha, dan dia telah memberikan kontribusi dengan menawarkan teropong dan bantuan lahan.
Tujuan awal pembangunan observatorium ini, tidak lain untuk meningkatkan pengetahuan astronomi di Hindia Belanda. Pembangunan gedung ini memakan waktu hingga 5 tahun, dari tahun 1923 hingga 1928.
Akhirnya, pada tahun 1933, secara resmi dipublikasikan dalam skala global. Namun Perang Dunia II menghentikan sementara observatorium tersebut. Oleh karena itu, untuk bisa kembali beroperasi secara teratur, diperlukan rehabilitasi ekstensif. Yang akhirnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1951. Dan saat ini Institut Teknologi Bandung (ITB) sepenuhnya sebagai pengelolanya.