Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta adalah museum yg di gagas TNI AU pendiriannya. Berisikan benda koleksi sejarah, pesawat terbang, dll cocok sebagai wisata edukasi dirgantara untuk pelajar dan umum..

Yogyakarta tak hanya sebagai kota pelajar. Namun kota yang mendapat julukan kota gudeg ini juga sebagai kota pariwisata. Sebagai kota pariwisata, Jogja banyak terdapat pilihan tempat wisata yang bisa dikunjungi. Tidak hanya wisata yang menawarkan keindahan alam saja. Namun wisata religi dan wisata edukasi pun ada.

Banyak tempat tujuan wisata edukasi, yang tersebar pada berbagai sudut Kota Yogyakarta. Dengan beragam tempat tujuan wisata edukasi. Sehingga pelajar dan mahasiswa mempunyai banyak alternatif untuk menjatuhkan pilihan kunjungannya. Mungkin salah satunya ke Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, yang masuk ke dalam kategori Museum Sejarah dan Perjuangan.

Sebagai Museum Pusat TNI AU, “Dirgantara Mandala” adalah museum TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah. Sebagian besarnya koleksinya berupa pesawat terbang yang pernah mengabdikan diri di lingkungan TNI AU.

museum dirgantara mandala jogja
Hercules
museum dirgantara mandala yogyakarta
Skyhawk

Sebagai salah satu koleksi yang sangat penting dalam sejarah cikal bakal TNI AU adalah replika pesawat Dakota C-47 dengan nomor seri VT-CLA yang di tembak Belanda dan jatuh di daerah Ngoto, Bangunharjo, Sewon Bantul pada tanggal 29 Juli 1947.

Dengan jatuhnya pesawat tersebut menewaskan para perintis dan pendahulu Angkatan Udara, yaitu Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.

Sejarah Museum Dirgantara Mandala

Awalnya Museum ini berdiri dengan berdasarkan dua hal utama yaitu:

  1. Mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam bertumbuhnya TNI Angkatan Udara.
  2. Nilai-nilai luhur perjuangan 1945, yang bisa diwariskan kepada para anak cucu negeri ini.

Berdasarkan dua hal tersebut, tertuang dalam Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang dokumentasi, sejarah dan museum Angkatan Udara Republik Indonesia. Hal tersebut baru bisa terwujud dalam bentuk embrio pada tanggal 21 April 1967. Dalam pembinaan Asisten Direktorat Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia.

Walaupun masih dalam bentuk embrio. Namun sudah memiliki tiga bagian yaitu:

  1. Pembinaan benda-benda
  2. Administrasi dan deskripsi
  3. Dokumentasi dan pameran

Dengan kegiatan yang masih terbatas. Namun mulai ada kegiatan lebih berarti setelah adanya Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya dan museum Angkatan Udara.

Akhirnya pada tanggal 4 April 1969, museum ini diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, dengan nama Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia.

Dalam peresmiannya turut hadir beberapa tokoh penting TNI AU, antara lain:

  1. Laksamana Udara R. Soerjadi Soerjadarma
  2. Laksamana Udara (Purn) Dr. Suhardi Hardjo Lukito
  3. Pangkowilu V – Laksda Udara Saleh Basarah
  4. Kapusjarah ABRI – Kol Tit. Drs Nugroho Notosusanto

Lokasi Museum Dirgantara Mandala

Awalnya museum ini berada kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu V) di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Dan pada saat bersamaan berdiri juga Museum Pendidikan/Karbol di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara, Yogyakarta. Sekarang dikenal dengan nama AAU. Sehingga muncul ide untuk penyatuan kedua. Selain juga untuk menampung koleksi alat utama sistem senjata TNI AU yang kian terus berkembang. Sehingga perlu tempat yang lebih luas. Kemudian pada 29 Juli 1978 museum ini pindah ke Yogyakarta.

Museum ini berlokasi kurang lebih 6 kilometer arah timur dari pusat Kota Yogyakarta. Yaitu di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ruangan Museum

Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat koleksi, ruang pamer Muspusdirla dibagi menjadi tujuh ruangan yaitu Ruang Utama, Ruang Kronologi I dan II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama dan Ruang Minat Dirgantara.

Berbagai koleksi maupun benda bersejarah TNI AU dipamerkan dalam ruangan berbeda dengan nama sebagai berikut:

1. Ruang Utama

Berisikan koleksi lambang TNI AU beserta jajarannya, foto KASAU dari tahun 1946 hingga sekarang yang dilengkapi dengan Kode QR. Selain itu ia juga memuat patung para pahlawan nasional dari TNI AU, foto para tokoh penerima bintang Swabuana Paksa, tanda pangkat TNI AU serta tanda-tanda kehormatan militer.

2. Ruang Kronologi

Menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI AU dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

3. Ruang Pahlawan dan Seragam TNI AU

Berisikan benda-benda koleksi yang pernah dipakai oleh pahlawan TNI AU dan seragam TNI AU dari tahun 1946 sampai dengan sekarang.

Sementara bagi pengunjung yang ingin melihat film kedirgantaraan dapat memasuki ruang Mini Teater. Di ruang berkapasitas 60 kursi ini, para pengunjung dapat menonton film video tentang pertunjukan udara tim aerobatik TNI Angkatan Udara, Jupiter Aerobatic Team. (sumber dari: Wikipedia dan Otorita Borobudur)

Hubungi Kami

Bagi anda yang hendak berwisata ke Yogyakarta dalam Paket Wisata Jogja untuk acara study tour, field trip, outbound training, company tour atau family gathering dapat menghubungi kami di nomer telpo: 0819-5864-3820. Atau klik tautan di bawah ini untuk pemesanan paket wisata Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Follow Us On

Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta

Shares